09 January 2010

Aku Adalah Aku, Begitu Juga Engkau Dan Dia...



Bagaimana menjadi diri sendiri? Kita adalah kita dengan segala keunikan dan potensi yang kita miliki. Menjadi diri sendiri adalah kita tetap dalam keunikan kita, tanpa harus mengikuti sesiapa pun. Para sahabat Rasulullah s.a.w pun tetap pada keunikan masing-masing. Abu Bakar a.s, Umar Bin Khathab a.s, Ustman bin Afan a.s, dan Ali a.s pun memiliki keunikan masing-masing tanpa mengurangi kemuliaannya.

Kemudian setiap manusia memiliki potensi. Potensi yang boleh digunakan untuk meraih sukses sesuai dengan keunikannya masing-masing. Untuk menjadi diri sendiri, kita harus mengoptimumkan semua potensi diri kita, tanpa harus merubah keunikan kita atau mengikuti orang lain. Saat keunggulan unik kita belum dimunculkan secara optimum, maka kita belumlah menjadi diri sendiri. Mungkin baru setengahnya, atau bahkan seperempatnya, atau baru 10 peratus? Bahkan kurang?

Mana mungkin menjadi diri sendiri yang seutuhnya jika kita belum mengoptimumkan potensi diri kita seutuhnya? Kita tidak pernah tahu tahap mana potensi diri kita. Namun sejauh mana pun kita sudah mengoptimumkan potensi diri saat ini, kita masih boleh terus meningkatkannya. Kita masih boleh lebih baik dari saat ini, sesukses apa pun kita saat ini. Tidak ada yang namanya pencapaian puncak dunia ini. Yang ada hanya nanti di akhirat saat bertemu Allah SWT.

Jadi selama di dunia, kita masih boleh memperbaiki diri kita. Kita jadikan hari ini lebih baik dari hari kelmarin dan menjadikan hari esok menjadi lebih baik dari hari ini:

“Barang siapa yang hari ini sama saja dengan kemarin, merugilah dia. Jika hari ini lebih buruk dari kemarin, dia celaka.Dan beruntunglah bila hari ini lebih baik dari kelmarin.” (HR Bukhari)

0 comments:

Post a Comment

Blog Widget by LinkWithin