22 January 2010

Kitalah Yang Harus Berubah


Kadang-kadang kita ingin segala sesuatu berjalan dengan baik. Kita berharap orang lain, persekitaran dan apa yang berlaku sama dengan apa yang kita inginkan. Kita mengharapkan perubahan terjadi pada dunia luar selain diri sendiri. Sedangkan hal itu tidak akan pernah berlaku - ibarat sebuah impian kosong.

“Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila baik daging itu maka baik pula seluruh tubuh dan bila rusak maka rusak pula seluruh tubuh, ketahuilah segumpal daging itu adalah qalbu.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Segala sesuatu akan baik bukan dengan mengubah dunia luar kita, tetapi adalah dengan mengubah hati kita terlebih dahulu. Sukses, gagal, atau keadaan apapun yang ada di sekitar kita adalah cermin hati kita. Jika kita ingin mengubah apa yang ada di luar diri kita, pertama-tama kita harus mengubah apa yang ada di dalam diri kita.


Mulailah mengubah hati kita, menjadi hati yang hanya berharap kepada Allah. Niatkan apa yang kita inginkan dan panjatkan doa dari hati yang paling dalam. Seperti disebutkan dalam pelbagai hadis, kita akan mendapatkan sesuai dengan apa yang kita niatkan dan doa kita akan dikabulkan jika kita yakin dengan doa kita. Keyakinan ini berada di dalam hati.

“Setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya“. (HR Bukhari Muslim)


Apabila kamu berdoa janganlah berkata, “Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki.” Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakiNya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadikan hati kita menjadi hati yang penuh dengan syukur. Secara logik, bagaimana kita boleh mendapatkan hal yang baru jika kita tidak boleh menerima hal yang lama. Nikmati apa yang sudah kita miliki, nescaya nikmat-nikmat lain akan mengikuti.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.(QS. Ibrahim:7)


Jika kita berharap orang lain, persekitaran dan peristiwa berubah sesuai dengan keinginan kita, kita akan lelah tanpa hasil. Ciri orang yang seperti ini adalah orang yang biasa atau selalu mengatakan “Seandainya…”. Sebagai contoh, “Seandainya peluang itu datang ke hadapanku”.

Lupakan kata-kata seandainya. Mulailah untuk menata hati, mulailah mengubah hati maka semua yang ada di luar diri kita akan berubah. Jangan menghabiskan waktu untuk berharap orang lain memberi kesempatan. Carilah kesempatan sendiri. Jangan berharap orang lain selalu mengerti diri kita, mulailah kita untuk mengerti orang lain.

- sumber : motivasi-islami -

0 comments:

Post a Comment

Blog Widget by LinkWithin