23 November 2007

Kopi atau Cangkirnya?


SEKUMPULAN bekas pelajar sebuah universiti yang telah mantap dalam karier masing-masing berkumpul untuk bertemu profesor mereka yang telah tua. Perbualan antara mereka terarah kepada topik tentang stress dalam pekerjaan dan kehidupan masing-masing.

Kemudian, profesor masuk ke dapur dan kembali dengan dulang berisi seteko besar kopi dan cangkir pelbagai jenis - dari porselin, plastik, gelas, kristal, dan gelas biasa. Beberapa di antaranya adalah gelas mahal yang sangat indah. Lalu profesor mengatakan kepada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopi tersebut.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan masing-masing, profesor itu mengatakan, "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal untuk menginginkan hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami.

"Pastikan bahawa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualiti kopi. Dalam banyak kes, itu hanya kelihatan lebih mahal. Tapi dalam beberapa kes bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sedar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memerhatikan cangkir orang lain.

"Sekarang perhatikan hal ini... Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, wang dan kedudukan dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualiti kehidupan yang kita harungi.

"Seringkali, kerana terlalu menumpu hanya kepada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan untuk kita. Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi, nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya."


Sedarilah, jika kehidupan itu lebih penting dibanding pekerjaan, jika pekerjaan itu membatasi diri dan mengendalikan hidup, maka sebenarnya akan menjadikan diri kita sebagai orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan. Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri kita sebagai manusia. Pastikan kita membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan yang kita lakoni.

0 comments:

Post a Comment

Blog Widget by LinkWithin